Thursday, April 16, 2015

Cara Membuat Mesin Penatas Telur Unggas


  Bagi para peternak unggas, tentu sudah tidak asing lagi dengan mesin penetas telur. Ya.. memang mesin penetas telur ini menjadi salah satu alternatif bagi para peternak unggas untuk memangkas biaya. Di pasaran juga sudah banyak yang menjual mesin penetas telur, dengan harga yang berfariasi tergantung bahan dan volume mesin bok penetas telur tersebut. Tapi itu bukan alternatif bagi para peternak yang memiliki anggaran mepet. Membuat mesin bok penetas telur sendiri bisa menjadi solusi yang tepat. karena dapat memangkas biaya yang di keluarkan.

Bahan yang di perlukan untuk membuat mesin bok penetas telur sederhana :

  • Lembaran Kayu atau triplek
  • Kayu usuk atau reng
  • Gergaji
  • Paku
  • Thermometer
  • Thermostat
  • Baki
  • Jaring kawat
  • Kabel listrik
  • Lampu balon

Cara membuat :

      Buatlah sebuah peti dengan kerangka dari kayu usuk (kayu reng) dengan dinding peti tersebut dari lembaran kayu (teriplek) dan di lengkapi jaring kawat di dalam peti dengan jarak sekitar 5cm - 8cm dari dasar peti. di bagian atas dalam peti di pasngkan lampu sekaligus instalasi kabelnya. banyaknya lampu tergantung besar volume ruangan peti.
     Buatlah ventilasi pada bagian atas peti dengan diameter sekitar 1-5 cm. ini berfungsi untuk pernafasan embrio.
     Pasang Thermostat dan thermometer di dalam peti di atas rak telur.
     Isi  baki dengan air secukupnya dan letakan di bawah jaring kawat  atau raktelur. Ini di gunakan untuk menjaga kelembaban suhu
     Lampu yang di dalam peti tersebut akan menghasilkan suhu panas. Atur suhu dalam peti tersebut hingga menjadi 102 - 104 fahrenheit
     Atur suhu dalam peti dengan menambah atau mengurangi lampu, sedangkan Thermostat di gunakan untuk menjaga kesetabilan suhu.
     Sebelum mesin bok penetas telur di gunakan, alangkah baiknya jika mengujinya terlebih dahulu tanpa menggunakan telur selama 24jam. Jika suhu sudah setabil antara 102 - 104 fahrenheit. itu berarti anda telah berhasil membuat mesin bok penetas telur sederhana.
 



Kebanyakan para pembuat mesin bok penetas telur sederhana seperti ini mengfalami kegagalan dalam mengatur suhu. jadi antara besarnya volum bok dan banyaknya atau besarnya watt pada lampu harus di imbangi dan menghasilkan suhu sekitar 102 -104 Fahrenheit.

Selamat mencoba....

Cara Membuat Baterai Sederhana Berdasarkan Prinsip SelVolta


         Tidak bisa dipungkiri lagi, batu baterai sangat diperlukan sebagai sumber energi listrik yang digunakan untuk menjalankan peralatan elektronika sehari-hari. Kebanyakan batu abtrai yang beredar di pasaran memiliki bentuk tabung dengan ukuran sekitar 1,5 Volt biyasanya di gunakan untuk batrai jam dinding, sedangkan batu batrai yang berbentuk kotak memiliki ukuran sekitar 3,7 Volt biyasanya di gunakan untuk batrai HP. Menurut prinsip kerja Sel Volta,batu batrai memanfaatkan larutan asam sulfat (H2SO4) sebagai larutan elektrolit dan 2 buah logam yaitu tembaga dan seng sebagai elektrodanya.
        Berdasarkan sel volta,Untuk membuat baterai itu kita tidak perlu beresiko menggunakan larutan asam sulfat, ada beberapa bahan yang bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pengganti asam sulfat. Sumber Arus Listrik merupakan salah satu materi dari palajaran Fisika kelas IX. Penulis mengajak peserta didik kelas IX untuk membandingkan tegangan yang dihasilkan dari beberapa bahan penggantilarutan sulfat yang ada.

Berikut ini akan dijabarkan beberapa bahan dan alat-alat yang digunakan untukmembuat sel volta sederhana.

Bahan yang digunakan, antara lain:
1. Paku seng sebagai elektroda dan kawat tembaga yang bisa didapat dari kabel instalasi listrik.
2. Ubi/singkong, jeruk, mangga, kentang, tomat, jeruk nipis, lemon dan cuka sebagai larutan elektrolitnya.
3. Jepit buaya sebagai penghubung.
4. Basicmeter atau multitester sebagai alatuntuk mengetahui adanya tegangan sekaligus sebagai alat ukur.
5. Gelas ukur dan lakban kertas jika larutan elektrolitnya cuka.

Cara membuat:
1. Untuk elektrolit dari buah-buahan, kita cukup menancapkan paku seng dan tembaga pada kedua sisinya. Namun jika yang digunakan cuka, cuka dituang sebanyak 50 ml pada gelas ukur, rekatkan mulut gelas dengan lakban kertas kemudian dilubangi dengan tembaga dan paku seng.
2. Masing-masing logam dihubungkan dengan jepit buaya.
3. Jepit buaya dihubungkan dengan multitester atau basicmeter.
4. Kemudian diukur.

Cara mengukur:
1. Pilih selector pada DCV.
2. Sambungkan dengan jepit buaya yang sisi lainnya telah tersambung dengan logam. Jika jarum bergerak mundur, maka sambungan jepit buaya ditukar.
3. Perhitungan pada pengukuran bisa dilakukan seperti berikut: selektor x jarum petunjuk
tegangan (V) = ---------------------------------
skala maksimum
Contoh, jika jarum petunjuk menunjuk angka 12 dengan skala maksimum 50, dan selector menunjukkan angka 2.5, maka dihitung sebagai berikut:
2,5 x 12
VDC =--------------
50
= 0,6 V

Hasil data rata-rata pecobaan 8 kelompokadalah sebagai berikut:
Nama bahan Tegangan (VDC) Nama bahan Tegangan (VDC)
Ubi 0,41 V Kentang 0,43 V
Jeruk 0,58 V Tomat 0,74 V
Mangga 0,87 V Jeruk nipis 0,2 V
Cuka 0,58 V Lemon 0,53 V

Dari data hasil percobaan yang diperoleh, ternyata dapat disimpulkan dengan urutan tegangan dari yang terkecil sampai tegangan yang paling besar.
yaitu : jeruk nipis, ubi, kentang, cuka, lemon, jeruk, tomat, dan mangga.
Namun hasil yang diperoleh belum tentu akurat karena:
1. Adanya pengaruh peristiwa polarisasi yang terjadi pada batang elektroda, padahal batang-batang elektroda tersebut digunakan berkali-kali untuk pengamatan 8 kelompok.
2. Proses pembacaan jarum pada basicmeter atau multitester analog.
3. Proses perhitungan untuk menentukan nilai tegangan.
Agar percobaan lebih menarik, dapat menambahkan LED sebagai indikator adanya listrik. Batu baterai biasa dengan nilai tegangan 1,5 Volt mampu menyalakan sebuah LED. Dengan kondisi hasil tegangan yang kecil, kita dapat menyediakan 5 buah tomat untuk menyalakan sebuah LED, atau 6 gelas cuka atau 5 buah kentang.

Selamat mencoba...!!